Legislator Apresiasi Galeri CSR Pertamina, Cara Majukan Semangat Pemberdayaan Masyarakat
Anggota Komisi VII DPR RI Willy Midel Yoseph saat mengunjungi Galeri CSR (Corporate Social Responsibility) di sela-sela Kunker Reses Komisi VII DPR RI di Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (5/10/2023). Foto: Dipa/nr
Anggota Komisi VII DPR RI Willy Midel Yoseph mengapresiasi PT Pertamina Hulu Indonesia dan PT Pertamina EP Tarakan Field atas kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Dengan menunjang perekonomian di sektor hilir, yaitu membangun Galeri CSR (Corporate Social Responsibility) dan bekerja sama dengan Bunyu Field. Tujuannya untuk memperluas pemasaran produk-produk UMKM di Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
“Ternyata banyak perhatian khusus yang diberikan oleh Pertamina kepada masyarakat. Tadi saya melihat ada program pengelolaan sampah skala lingkungan. Uniknya, sampah disini diolah menjadi sumber energi berupa biodiesel. Informasi yang didapat, biodiesel ini berbahan dasar minyak jelantah dengan campuran bioetanol dari limbah rumput laut yang justru ramah lingkungan,” tegasnya saat ditemui pada Kunker Reses Komisi VII DPR RI di Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (5/10/2023).
Tidak hanya itu, Willy juga menambahkan jika Pertamina juga memberikan perhatian khusus pada kaum difabel melalui program pengembangan batik. Dengan mengusung tema lingkungan, produksi batik ini dibuat dengan pewarnaan alami.
“Uniknya batik disini dibuat menggunakan pewarna alami, yaitu dengan kulit mangrove, kulit buah rambutan, bahkan karat dari besi pun dipakai. Limbah dari bahan pewarna kemudian dimanfaatkan kembali sebagai pupuk, dan justru lebih subur,” pungkas Politisi PDI-Perjuangan ini.
Lebih lanjut, Willy berharap agar kegiatan pemasaran dan publikasi terus ditingkatkan. Hal ini disisipkan sebagai semangat pemberdayaan di dalamnya. “Ini komitmen perusahaan dalam melakukan CSR di sekitar wilayah operasi perusahaan. Kerjasama pemasaran dan publikasi dengan beberapa pihak penting bisa ditambahkan. Sehingga apa yang telah diproduksi di Tarakan ini, kemudian bisa dipasarkan didaerah lainnya. Menurut saya hal ini akan memperluas semangat pemberdayaan kedepannya,” tutupnya. (dip/aha)